Cari Info Cirebon


Tari topeng Cirebon adalah salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng Cirebon, kesenian ini merupakan kesenian asli daerahCirebon, termasuk Indramayu,Jatibarang, Losari, dan Brebes. Disebut tari topeng, karena penarinya menggunakan topeng di saat menari. Tari topeng ini sendiri banyak sekali ragamnya, dan mengalami perkembangan dalam hal gerakan, maupun cerita yang ingin disampaikan. Terkadang tari topeng dimainkan oleh satu penari tarian solo, atau bisa juga dimainkan oleh beberapa orang.

Salah satu jenis lainnya dari tari topeng ini adalah tari topeng kelana kencana wungu merupakan rangkaian tari topeng gaya Parahyangan yang menceritakan ratu Kencana wungu yang dikejar-kejar oleh prabu Minakjingga yang tergila-tergila padanya. Pada dasarnya masing-masing topeng yang mewakili masing-masing karakter menggambarkan perwatakan manusia. Kencana Wungu, dengan topeng warna biru, mewakili karakter yang lincah namun anggun. Minakjingga (disebut juga kelana), dengan topeng warna merahmewakili karakter yang berangasan, tempramental dan tidak sabaran. Tari ini karya Nugraha Soeradiredja.

Gerakan tangan dan tubuh yang gemulai, serta iringan musik yang didominasi oleh kendang dan rebab, merupakan ciri khas lain dari tari topeng.
Kesenian Tari Topeng ini masih eksis dipelajari di sanggar-sanggar tari yang ada, dan masih sering dipentaskan pada acara-acara resmi daerah, ataupun pada momen tradisional daerah lainnya.
Salah satu maestro tari topeng adalah Mimi Rasinah, yang aktif menari dan mengajarkan kesenian Tari Topeng di sanggar Tari Topeng Mimi Rasinah yang terletak di desa Pekandangan, Indramayu, Indramayu. Sejak tahun 2006Mimi Rasinah menderita lumpuh, namun ia masih tetap bersemangat untuk berpentas, menari dan mengajarkan tari topeng hingga akhir hayatnya, Mimi Rasinah wafat pada bulan Agustus 2010 pada usia 80 tahun.
Pintu Gerbang Keraton Kasepuhan

Keraton Kasepuhan adalah keraton termegah dan paling terawat di Cirebon. Makna di setiap sudut arsitektur keraton ini pun terkenal paling bersejarah. Halaman depan keraton ini dikelilingi tembok bata merah dan terdapat pendopo didalamnya.
Halaman Depan Keraton Kasepuhan

 Keraton Kasepuhan adalah kerajaan islam tempat para pendiri cirebon bertahta, disinilah pusat pemerintahan Kasultanan Cirebon berdiri. 
Paksi Naga Lima Keraton Kasepuhan

komplek keraton
Keraton ini memiliki museum yang cukup lengkap dan berisi benda pusaka dan lukisan koleksi kerajaan. Salah satu koleksi yaitu kereta Singa Barong yang merupakan kereta kencana Sunan Gunung Jati. Kereta ini saat ini tidak lagi dipergunakan dan hanya dikeluarkan pada tiap 1 Syawal untuk dimandikan. Bagian dalam keraton ini terdiri dari bangunan utama yang berwarna putih. Didalamnya terdapat ruang tamu, ruang tidur dan singgasana raja.
Kompleks Keraton Kasepuhan


Wahana Wisata


Tempat-tempat yang layak dikunjungi


Lapangan GOLF Ciperna



Kawasan ini berada di tepi jalan raya Cirebon-Kuningan dengan kontur tanah berbukit berjarak 5 km ke selatan dari kota Cirebon, berada pada ketinggian 200 m di atas permukaan laut.


Daya tarik utama kawasan ini adalah keindahan pemandangan kota Cirebon dengan latar belakang laut lepas ke arah utara, sedangkan ke arah selatan Gunung Ciremai di suasana yang menarik. Berdasarkan Perda nomor 25 tahun 1996, kawasan wisata Ciperna ditetapkan seluas 300 Ha yang diperuntukkan bagi 5 (lima) ruang kawasan pengembangan antara lain:
  • Kawasan wisata Agro Griya. Pembangunan Agro Griya dalam bentuk rumah kebun yang dapat disewakan dengan fasilitas Hotel Bintang. 
  • Kawasan wisata Agro Tirta. Pembangunan Agro Tirta dalam bentuk pembuatan danau buatan yang dilengkapi rekreasi air. 
  • Kawasan Agro Wisata I 
  • Kawasan Agro Wisata II. Agro wisata I dan II diarahkan dalam bentuk pembangunan kawasan perkebunan mangga gedong gincu, srikaya, atau tanaman jenis lainya. Di samping itu membangun track olahraga yang dapat menyesuaikan dengan kontur tanah sekitarnya. 
  • Kawasan Land Mark.

Belawa
Lokasi wisata ini berjarak kira-kira 25 km dari Kota Sumber ke arah timur. Objek wisata ini memiliki daya tarik dari kura-kura yang mempunyai ciri khusus di punggung dengan nama latin ‘’Aquatic Tortose Ortilia Norneensis’’. Menyimpan legenda menarik tentang keberadaannya di Desa Belawa,Kecamatan Sedong. Menurut penelitian merupakan spesies kura-kura yang langka dan patut dilindungi keberadaannya. Objek wisata ini direncanakan untuk dikembangkan menjadi kawasan yang lebih lengkap, yaitu taman kura-kura (turle park) atau taman reptilia.

Situ Sedong

Terletak di Kecamatan Sedong sekitar 26 km dari arah pusat Kota Sumber, dengan luas lahan 62,5 Ha. Selain mempunyai panorama yang indah, situ ini juga disebut pula situ pengasingan yang merupakan tempat rekreasi air dan pemancingan.

Banyu Panas Palimanan

Objek wisata ini terletak di Kecamatan Palimanan sekitar 16 km dari Cirebon ke arah Bandung, merupakan pemandian air panas dengan kadar belerang yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit. Pemandian air panas ini ada di sekitar bukit Gunung Kapur, Gunung Kromong, yang mempunyai keistimewaan mata air selalu berpindah pindah.

Plangon

Objek wisata plangon berlokasi di Desa Babakan Kecamatan Sumber ± 10 km dari Kota Cirebon. Tempat rekreasi dengan panorama alam indah yang dihuni oleh sekelompok kera liar. Selain selain tempat rekreasi, terdapat juga makam Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan. Puncak acaranya biasa di masa ziarah Plangon tanggal 2 syawal, 11 Dzulhijjah, dan 27 Rajab. Untuk pengembangan wisata ini meliputi lahan sekitar 10 Ha, dan status tanah ini milik Kesultanan. Kapasitas pengunjung rata-rata sekitar 58.000 pengunjung/tahun.

Situ Patok
Luas Situ Patok 175 Ha yang terletak di Desa Setu Patok sekitar 6 km dariKota Cirebon ke arah Tegal, objek wisata ini selain mempunyai panorama indah juga tersedia sarana rekreasi air dan pemancingan.
Lokasi ini berpotensi untuk dikembangkan sekitar lahan 7 Ha, dengan status tanah negara. prasarana yang diperlukan adalah pembuatan dermaga, pengadaan perahu motor, sarana pemancingan, serta pembangunan rumah makan yang artistik. Jalan ke arah lokasi cukup baik dan lebar, jaringan aliran listrik sudah tersedia dan saat ini minat masyarakat untuk mengunjungi wisata ini cukup banyak.

Cikalahang

Kawasan Cikalahang merupakan kawasan yang baru berkembang dengan daya dukung alam. Sasaran wisatawan pada awalnya adalah objek wisata Telaga Remis yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Kuningan dan berada di wilayah Kuningan.

Hingga saat ini kawasan Telaga Remis masih menarik wisatawan yang dapat diandalkan dari segi pendapatan. Jalan menuju objek wisata ini adalah melalui Desa Cikalahang yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon, sehingga keberadaannya memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar usaha lain sebagai daya pendukung. Di samping itu juga kawasan Cikalahang telah berkembang menjadi suatu kawasan yang mempunyai daya tarik sendiri yaitu dari usaha restoran/rumah makan ikan bakar. Dengan banyaknya peminat, wilayah itu berkembang pesat menjadi daya tarik wisata makan, sehingga pada hari-hari libur penuh dikunjungi wisatawan.
Menjual keadaan alam yang menarik dengan sumber air dari kaki Gunung Ciremai yang tidak pernah kering, sangat memungkinkan untuk membuka peluang usaha kolam renang yang bersifat alami dengan fasilitas modern serta bumi perkemahan.
Kawasan wisata Cikalahang terletak sekitar 6 km dari Kota Sumber dan 1 km dari jalan alternatif Cirebon-Majalengka dengan lingkungan alam yang masih asri.


Wanawisata Ciwaringin

Hutan wisata dengan menampilkan keindahan alam dan banyak ditumbuhi oleh pohon kayu putih. Menyediakan lokasi bagi para penggemar jalan kaki dan arena motor cross. Di lokasi ini juga terdapat Danau Ciranca bagi penggemar memancing. Berlokasi di Desa Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin, 17 km dari Kota Sumber.

Sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Barat, Kota Cirebon menawarkan banyak pesona mulai dari wisata sejarah tentang kejayaan kerajaan Islam, kisah para wali, Komplek Makam Sunan Gunung Jati di Gunung Sembung sekitar 15 km ke arah barat pusat kota, Masjid Agung Sang Cipta Rasa,Masjid At Taqwa, kelenteng kuno, dan bangunan-bangunan peninggalan zamanBelanda. Kota ini juga menyediakan bermacam kuliner khas Cirebon, dan terdapat sentra kerajinan rotan serta batik.

Cirebon terdapat keraton sekaligus di dalam kota, yakni Keraton Kasepuhandan Keraton Kanoman. Semuanya memiliki arsitektur gabungan dari elemenkebudayaan Islam, Cina, dan Belanda. Ciri khas bangunan keraton selalu menghadap ke utara dan ada sebuah masjid didekatnya. Setiap keraton mempunyai alun-alun sebagai tempat berkumpul, pasar dan patung macan ditaman atau halaman depan sebagai perlambang dari Prabu Siliwangi, tokoh sentral terbentuknya kerajaan Cirebon. Ciri lain adalah piring porselen asliTiongkok yang jadi penghias dinding. Beberapa piring konon diperoleh dariEropa saat Cirebon jadi pelabuhan pusat perdagangan Pulau Jawa.

Kota Cirebon memiliki beberapa kawasan taman di antaranya Taman Air Sunyaragi dan Taman Ade Irma Suryani. Taman Air Sunyaragi memilikiteknologi pengaliran air yang canggih pada masanya, air mengalir di antara teras-teras tempat para putri raja bersolek, halaman rumput hijau tempat paraksatria berlatih, ditambah menara dan kamar istimewa yang pintunya terbuat dari tirai air.

Wisata Ziarah
Makam Sunan Gunung Jati
Situs Batu Tulis huludayeuh
Petilasan Cimandung
Situs Pasanggrahan Balong Biru
Balong Keramat Tuk
Makam keramat Megu
Situs Lawang Gede
Makam Nyi Mas Gandasari
Makam Syekh Magelung Sakti
Makam Talun
Makam Buyut Trusmi
Makam P. Jakatawa dan Syeh Bentong

Perguruan Tinggi
Sekolah Tinggi Ekonomi Islam Al-Ishlah (STEI AL-ISHLAH)
Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC)
Akper Husada Cirebon
Sekolah Tinggi Ilmu Komputer Cirebon (STIMIK IKMI)
Institut Studi Islam Fahmina (ISIF)
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon(STTC)
Universitas Swadaya Gunung Jati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Cirebon
Cirebon Institute of Computer (CIC)
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Universitas 17 Agustus 1945Cirebon (UNTAG)
STMIK IKMI Cirebon
STIKOM Poltek Cirebon
Universitas Muhammadiyah Cirebon
STMIK Catur Insan Cendekia Cirebon
Akademi Perdagangan Catur Insan Cendekia Cirebon
Stikes Mahardika Cirebon (STIKma)
Akademi Keperawatan (akper) Dharma Husada cirebon
Akademi Kebidanan (akbid) Isma Husada cirebon
WIT Institute Cirebon
Akademic Maritime Of Cirebon
LP3I Business College
Telkom PDC
Politeknik Kesehatan Negeri Tasikmalaya Cirebon

Sarana transportasi di Cirebon

  1. Bus: jurusan Ciledug-Cirebon, jurusan Cirebon-Jakarta, Cirebon-Kuningan, Cirebon-Bandung, dan seluruh kota di Pulau Jawa.
  2. Elf: jurusan Ciledug-Cirebon via Babakan, Ciledug-Cirebon via Sindang Laut, Sindang Laut-Cirebon, Babakan-Cirebon, Losari-Cirebon, Losari-Tegal, Cirebon-Rajagaluh via Palimanan, Cirebon-Kadipaten via Palimanan, Cirebon-Gegesik via Arjawinangun.
  3. Angkutan Kota: GP (Gunung Sari-Plered), GS (Gunung Sari-Sumber), GC (Gunung Sari-Ciperna), GM (Gunung Sari-Mundu), GG (Gunung Sari-Celancang), Celancang-Bakung, Plered-Celancang, Plered-Sumber, Plered-Arjawinangun, Plered-Gunung Jati, Plumbon-Sumber, Sumber-Jamblang, Sumber-Kramat, dan Sumber-Wanasaba.


Kota Cirebon terletak di wilayah strategis, yakni titik bertemunya jalur tiga kota besar di Indonesia yakniJakarta, Bandung, danSemarang. Semua jenis transportasi itu baik transportasi darat, laut, dan udara saling berintegrasi mendukung pembangunan di kota Cirebon.

Kota Cirebon memiliki dua stasiun kereta api, yakniStasiun Kejaksan dan Stasiun Prujakan. Stasiun Kejaksan berarsitektur khas kolonial Belanda, stasiun ini melayani hampir semua tujuan kota - kota lainnya baik itu kota besar maupun kota kecil di pulau Jawa. Terminal angkutan darat di Kota Cirebon di antaranya terminal besar Harjamukti, letaknya di jalan By Pass Kota Cirebon.

Pelabuhan Cirebon saat ini hanya digunakan untuk pengangkutan batu bara dan kebutuhan pokok dari pulau-pulau lain di Indonesia. Bandar Udara Cakrabuana merupakan bandar udara di Kota Cirebon saat ini hanya dijadikan sebagai bandara khusus militer.

Di kota ini masih terdapat Becak khas Cirebon sebagai sarana transportasi rakyat sekaligus sarana untuk wisata keliling kota.

Kota Cirebon terletak di wilayah strategis, yakni titik bertemunya jalur tiga kota besar di Indonesia yakniJakarta, Bandung, danSemarang. Semua jenis transportasi itu baik transportasi darat, laut, dan udara saling berintegrasi mendukung pembangunan di kota Cirebon.

Kota Cirebon memiliki dua stasiun kereta api, yakni Stasiun Kejaksan dan Stasiun Prujakan. Stasiun Kejaksan berarsitektur khas kolonial Belanda, stasiun ini melayani hampir semua tujuan kota - kota lainnya baik itu kota besar maupun kota kecil di pulau Jawa. Terminal angkutan darat di Kota Cirebon di antaranya terminal besar Harjamukti, letaknya di jalan By Pass Kota Cirebon.

Pelabuhan Cirebon saat ini hanya digunakan untuk pengangkutan batu bara dan kebutuhan pokok dari pulau-pulau lain di Indonesia. Bandar Udara Cakrabuana merupakan bandar udara di Kota Cirebon saat ini hanya dijadikan sebagai bandara khusus militer.

Di kota ini masih terdapat Becak khas Cirebon sebagai sarana transportasi rakyat sekaligus sarana untuk wisata keliling kota.


Wisata Belanja


Batik Trusmi
Di Desa Trusmi dan Panembahan, dapat dijumpai banyak home industry yang menjual batik khas Cirebon. Sentra batik ini akan lebih ramai pada akhir pekan oleh pembeli yang datang dari luar kota dan luar negeri. Motif batik yang terkenal dari kawasan ini adalah motif Mega Mendung.


Pasar Kue Setu
Pasar Kue Setu terletak di Kecamatan Plered. Kue-kue yang penjualannya tersebar hingga ke hampir seluruh Indonesia dan kebanyakan berupa camilan ini diproduksi oleh industri rumahan di Desa Setu dan sekitarnya.
Cemilan khas Cirebon yang sangat cocok dijadikan oleh-oleh ini mayoritas bernama unik, di antaranya kerupuk kulit kerbau/rambak, kerupuk melarat, kerupuk geol, kerupuk upil, kerupuk gendar, kerupuk jengkol, jagung marning, rengginang mini, emping, kelitik, kue atom, maypilow, kembang andul, ladu, simpil, gapit, otokowok, opak, welus, sagon, dan masih banyak lagi.
Di sekitar Plered ini banyak pula ditemui penjual sandal karet, yang penjualannya sudah menyebar ke seluruh nusantara.


Sejarah Pemerintahan Bupati (1800 sampai 2013

Daftar Bupati Cirebon
1800-1808 R. Sinuk (Muchamad)
1808-1828 R. Ngabei Suradiningrat
1828-1843 Kanjeng Kyai R. Adipati Baudenda Suradiningrat
1843-1847 R. Tumenggung Baudenda Suradiningrat
1847-1877 R. Adipati Surya Dirja
1877-1902 R. Adipati Suraadiningrat
1902-1918 R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat
1920-1927 R.M. Panji Aryiodinoto
1928-1942 R.Tg. Suriadi (Aria, Adipati, Pangeran)
1942-1943 M. Sewaka
1943-1945 M. Oemar Said
1945-1947 Mr. R. Ma'mun Sumadipraja
1947-1950 R. Sidik Baratadirdja
1950-1951 R. Mochamad Michrad
1951-1954 M. Radi Martadinata
1954-1956 R. Moestofa Soerjadi
1956-1957 R. Djoko Sa'id Prawiro Widjojo (Pj. Bupati)
1957-1958 R. Sulaeman Tanudiradja (Kepala Daerah)
1957-1958 Machbub Badjurie (Kepala Daerah)
1958-1960 R. Kamar Suriawidjaya (Pj. Bupati Cirebon)
1960-1965 R. Harum Zainal Abidin
1965-1966 R. Soemitro (Pj. Bupati Kepala Daerah Cirebon)
1966-1973 Kol. Inf. H. R. Anwar Soetisna
1973-1978 Kol. Inf. Hasan Soegandhi
1978-1983 Drs. H. Mr. Gunawan Bratasasmita
1983-1988 Kol. Caj. H. Memed Tohir
1988-1993 Kol. Art. H. Suwendho
1993-1998 Kol. Kav. H. Rachmat Djoehana
1998-2003 H. Sutisna, S.H.
2003-2008 Drs. H. Dedi Supardi, M.M.
2008-Sekarang Drs. H. Dedi Supardi, M.M.

Berikut adalah daftar wali kota Cirebon sejak tahun 1920:
Bergelar Burger Meester
J.H. Johan (1920-1925)
Roelof Adriaan Sc Hotman (1925-1928)
Jan Marie van Gostrom Slede (1928-1933)
Mr. H.E. Boissevain (1935)
Mr. Carl Erich Eberhard Kuntze (1936-1938)
H. Scheffer (1939-1942)
Jaman Jepang
Bergelar SHITO
Asikin Nataatmadja (1942-1943)
Moeniran Soerianegara (1943-1949)
Jaman Awal Kemerdekaan[sunting | sunting sumber]


Bernama Wakil Kota
Prinata Koesoema (1949-1950)
Moestafa Soerjadi (1950-1954)

Daftar Wali Kota/Walikota
Hardian Kartaatmadja (1954-1957)
Prawira Amidjaja (1957-1959)
Moh. Safei (1959-1960)
RSA. Prabowo (1960-1965)
R. Sukardi (1965-1966)
Tatang Suwardi (1966-1974)
H. Aboeng Koesman (1974-1981)
Drs. H. Achmad Endang (1981-1983)
Drs. Moh. Dasawarsa (1983-1988)
Drs. H. Kumaedhi Syafrudin (1988-1993)
Drs. H. Kumaedhi Syafrudin (1993-1998)
Drs. H. Lasmana Suriaatmadja (1998-2003)
Subardi, S.Pd. (2003-2013)
Drs. H. Ano Sutrisno, M.M. (2013-2018)

Kota Cirebon memiliki beberapa pusat perbelanjaan di antaranya
  • Cirebon Mall  daerah Kota Tua (BAT) di Jalan Syarief Abdurahman
  • CSB Mall (Cirebon Super Block) berlokasi di pusat Kota Cirebon Jalan DR. Cipto Mangunkusumo dengan luas 6.2 ha
  • Grage Mall bertempat di Jalan Tentara Pelajar
  • Giant Hypermarketterletak di sekitar area Stadion Bima Jalan Brigjen Dharsono (By-Pass)
  • Sekitar Jalan Rajawali, Plaza Yogya Siliwangi di Jalan Siliwangi, Plaza Yogya Grand Center di Jalan Karanggetas, Pusat Grosir Cirebon (PGC), Asia Plaza,Surya Plaza, Carrefour SuperStore Jl. Cipto, Gunung Sari Trade Center (GTC),Balong Indah Plaza dan Plaza Index "Ace Hardware
ari wong cerbon kuh ya ngomonge keya kien... ( this is how local cirebon people talk)
ey..nok wong ayu, arep mangkat mendi jeh ( hey pretty girl, where are you going)
sedikit
itulah sedikit ungkapan bahasa khas orang Cirebon.


Penduduk Cirebon di bagian utara umumnya menggunakan bahasa Jawa Dialek Cirebon sebagai bahasa sehari-hari. Dialek Cirebon merupakan ragam bahasa Jawa yang cukup berbeda dengan bahasa Jawa standar, yang dituturkan di pesisir timur Jawa Barat. Sementara di wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Brebes bagian tengah, Bahasa Sunda Cirebon banyak dituturkan.

A
ada ana, wonten (bahasa halus).
air banyu, toya (bahasa halus).
akan arep, ajeng (bahasa halus).
anak bocah, lare (bahasa halus).
apa punapa. Siweg punapa? sedang apa?


B
baca maca, maos bahasa halus.
bagus eca (bahasa halus).
baju klambi, rasukan (bahasa halus).
banyak akeh, katah (bahasa halus).
bawa gawa, bakta (bahasa halus).
bawah isor, andap (bahasa halus).
begitu mekoten . Sampun moketen. Jangan begitu.
belakang buri, wingking (bahasa halus).
beli tuku, tumbas (bahasa halus).
benar leres (bahasa halus).
berapa pira, pinten (bahasa halus).
berangkat mangkat, kesa (bahasa Halus).
beras uwos (bahasa halus).
beri upai, sukani (bahasa halus). lihat memberi.
besar gede, ageng (bahasa halus).
biarkan sanggine. Sanggine mawon. Biarkan saja.
bukan sanés.
bulan wulan, sasi(bahasa halus).

C
coba nyoba, nyobi (bahasa halus).

D
dagang dodol, sadean (bahasa halus).
dapat olih, angsal (bahasa halus).
dekat parek, caket (bahasa halus).
dengan karo, kalian (bahasa halus).
dengar rungu, pireng (bahas halus).
di ning, bahasa halus teng.
dua loro, kalih (bahasa halus).
duduk njagong, linggih (bahasa halus).

E
empat papat, sekawan (bahasa halus).


G
gula gendis (bahasa halus).
habis entoks, telas (bahasa halus).
hidung cungur, irung (bahasa halus).
hidup urip, gesang (bahasa halus).
hilang ilang, ical (bahasa halus).
ikut melu, milet (bahasa halus).
jaga jaga, raksa bahasa halus. lihat menjaga
jalan dalan, bahasa halus dermagi.
jangan Sampun. Sampun teng riku. Jangan di situ. Sampun mekoten. Jangan begitu.
jauh adoh, tebih (bahasa halus).
kalau lamun. bilih, upami (bahasa halus).
Kamu sampeyan, panjenengan (bahas halus).
kecil cilik, alit (bahasa halus).
kecuali kejaba (bahasa halus).
keluar metu, medal (bahasa halus).
kencing, nguyu, bahasa halus nyeni.
kemana pundi. bade pundi? mau kemana?
kenyang wareg, tuwuk (bahasa halus).
kepala endas, sirah (bahasa halus).
karena keranten bahasa halus.
kerja gawe, damel (bahasa halus).
kesana mrika.
kesini mene, mriki (bahasa halus).
kurang kirang (bahasa halus) .
lagi manin, malih (bahasa halus) .
laki-laki lanang, jaler (bahasa halus).
lari mlayu, mlajeng (bahasa halus).
lebih luwih, langkung (bahasa halus).
mahal larang, awis (bahasa halus).
makan dahar, mangan (bahasa halus).
malam bengi, dalu (bahasa halus).
masuk manjing mlebet (bahasa halus).
mata soca (bahasa halus).
mati padem (bahasa halus).
mau bade. bade pundi ? mau kemana ?
melihat ndeleng, ningali (bahasa halus).
membawa nggawa, mbakta (bahasa halus).
memberi ngupai, nyukani (bahasa halus).
mendengar ngrungu, mireng (bahasa halus).
menjaga jaga, ngraksa (bahasa Halus).
merah abang, abrit (bahasa halus).
minum nginum, ngombe (bahasa halus).
nanti engko, mengkin (bahasa halus).
nasi sega, sekul (bahasa halus).
orang wong, tiang (bahasa halus).
pasar peken (bahasa halus).
percaya percanten (bahasa Halus).
perempuan wadon, istri (bahasa halus).
pergi lunga, kesah (bahasa halus).
pinjam nyilih, nyambut (bahasa halus).
punya dake, gadah (bahasa halus).
rumah umah, griya (bahasa halus).
saat wayah, wanci (bahasa halus).
saja bae,mawon (bahasa halus). Sanggine mawon. Biarkan saja. Sami mawon. Sama saja. Pada bae. Sama saja.
sama pada, sami (bahasa halus). Pada bae. Sama saja. Sami mawon. Sama saja.
satu siji, setunggal (bahasa halus).
sawah sabin (bahasa halus).
sedang siweg. sedang apa? Siweg punapa?
semua kabeh, sadanten (bahasa halus).
sedikit sakedik (bahasa halus)
sendiri dewek, piyambek (bahasa halus).
siapa sapa . sinten (bahasa halus).
sudah uwis, sampun (bahasa halus).
supaya ambir, supadon (bahasa halus).
tamu Sema (bahas halus).
teman batur, rencang (bahasa halus).
tidak mboten . mboten napa-napa. Tidak apa-apa.
tidur tilem.
uang duit, yatra (bahasa halus).
untuk kanggo, kangge (bahasa halus).


Wisata Ziarah di Cirebon 
Makam Sunan Gunung Jati
Situs Batu Tulis huludayeuh
Petilasan Cimandung
Situs Pasanggrahan Balong Biru
Balong Keramat Tuk
Makam keramat Megu
Situs Lawang Gede
Makam Nyi Mas Gandasari
Makam Syekh Magelung Sakti
Makam Talun
Makam Buyut Trusmi
Makam P. Jakatawa dan Syeh Bentong


Tahu Gejrot, tahu goreng dengan taburan gula merah



Usus sapi rebus, "Sup Empal Gentong"



Sega Jamblang ("Nasi Jamblang"), hidangan-hidangan untuk menemani nasi yang disajikan di daun jati



Sega Lengko ("Nasi Lengko"), nasi vegetarian dengan tahu dan tauge


Tempe mendoan, tempe dilapisi adonan yang digoreng



Intip (makanan ringan manis dari beras)



Kerupuk Mlarat (harfiah "kerupuk miskin"). Keripik yang terbuat dari tepungtapioka dan digoreng dengan pasir panas (bukan minyak).



Emping berukuran besar (kerupuk dari melinjo)



Tjampolay minuman legendaris asal Cirebon, Pertama kali dibuat oleh Tan Tjek Tjiu pada 11 Juli 1936.[7]
kenalan yuk dengan mantan bupati cerbon, arane bapak Drs. H. Dedi Supardi, M.M.
Bupati yang satu ini mulai kondang sering masuk infoinment, gosip selebriti gara2 ada kabar asmaranya dengan penyanyi dangdung cantik kondang melinda.

Mantan bupatiini lahir 23 Desember 1958 (umur 55) di Kuningan, Indonesia, gara2 gosip panasnya dengan artis ibukota tsb, beliau diberhentikan dari PDIP (Diberhentikan pada tanggal 23 Agustus 2013)

Profil;
istri : Hj. Sri Heviyana Supardi
Anak : Dea Angkasa Putri, Deby Rattania,  Andi Yusuf,  Andi Arman Maulana

Tempat tinggal
Jl. Kartini (Depan Masjid AT-Taqwa Kota Cirebon )

Drs. H. Dedi Supardi, M.M.adalah Bupati Cirebon yang menjabat sejak tahun 2003. Pada periode Pertama (2003-2008) beliau berpasangan dengan Nur Asyik. Pada Periode kedua (2008-2013) Pemilihan Umum dilakukan secara langsung dan Dedi Supardi berpasangan denganAson Sukasa sebagai wakil bupati dan ia memenangkan pemilihan umum kepala daerah.


Biografi
Kisah hidup Dedi Supardisebagai anak seorang janda, keluarganya cerai-berai. Bersama ibu dan dua kakak perempuan ia pernah tinggal di gubug berlantai tanah dan garasi kantor pemerintahan. Dedi Supardi, Anak lelaki kelahiran 23 Desember 1958, harus rela menggadaikan kebahagiaan masa kecilnya, bahkan masa remaja Dedi yang biasa-biasa saja dan tidak terlalu pintar harus bertukar dengan kerja keras. Dedi memang manusia biasa, ia pernah sengsara, hidup susah dan nelangsa. Singkat cerita Dedi lulus kuliah, sempat menganggur delapan bulan, kemudian diterima kerja. Langkahnya merangkak meraih masa depan, mulai dari Tenaga Penyuluh Lapangan di Bandung, diangkat sebagai PNS menduduki jabatan struktural Kepala Unit Pelayanan Teknis, Kepala TU hingga akhirnya sebagai Kepala Kantor Departemen Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon.

Dari titik nol ia mendaki hingga tinggi. Dedi memang memiliki insting politikyang tajam dan akurat, tak heran membawanya ke meja percaturan politik. Mulai dari jabatan Wakil Bupati ia mengabdi, dan empat tahun kemudian, ketika masa jabatan Sutisna-Dedi habis. ia terpilih menjadi Bupati Cirebonyang berhasil menggalang dukungan dari partai PDIP dan menggandeng Nur Asyik sebagai Wakil Bupati Cirebon dari Partai Persatuan Pembangunan. Perjalanan hidup yang sedemikian kompleks telah menempa Dedi, hingga menjadi sosok yang berpengetahuan, berpengalaman dan mampu memimpin. Selanjutnya, ketika terjadi perubahan aturan dalam pemilihan kepala daerah. Proses pemilihan yang semula dilkasanakan oleh DPRD, kini dialihkan menjadi kewenangan rakyat. Berbekal insting politik yang terbukti dan teruji mengantarkan Dedi ke garda terdepan sebagai Bupati Cirebon periode kedua secara berturut-turut. Resepnya, Ia tidak saja melakukan penggalangan diDPRD, melainkan di luar parlemen dan partai. Seperti kelompok strategis di tengah masyarakat. Dedi yang berpasangan dengan Ason Sukasa akhirnya menang mengungguli dua rivalnya, yakni pasangan Djakaria Machmud-Arif Natadiningrat dan Sunjaya-Abdul Hayi Imam. Kepeduliannya terhadap rakyat mengantarkan kemenangan. Selain tekun merajut karir di pemerintahan, dan bergelut di dunia politik.

Skandal Asmara dengan Pedangdut Ibukota Melinda

Pada pertengahan 2010, Bupati Cirebon Dedi Supardi terlibat skandal dengan penyanyi dangdut seksi, Melinda. Biduanita yang dikabarkan pernah dekat dengan penyanyi Saiful Jamil ini mengaku telah menikah siri dengan Dedi Supardi. Dari pernikahan siri ini, telah lahir seorang anak laki-laki. Dedi sempat mengelak, namun akhirnya ia mengakui pernikahan sirinya. 


Geografi kota Cirebon
Kabupaten Cirebon berada di daerah pesisir Laut Jawa. Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kabupaten Cirebon berada pada posisi 6°30’–7°00’ Lintang Selatan dan 108°40’-108°48’ Bujur Timur. Bagian utara merupakan dataran rendah, sedang bagian barat daya berupa pegunungan, yakni LerengGunung Ciremai. Letak daratannya memanjang dari barat laut ke tenggara. Wilayah Kabupaten Cirebon dibatasi oleh:
Utara Kota Cirebon dan Laut Jawa
Barat daya Kabupaten Majalengka
Barat Kabupaten Indramayu
Selatan Kabupaten Kuningan,
Timur Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)

Pembagian administratif
Kabupaten Cirebon terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi lagi atas 412 desadan 12 kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Cirebon di KecamatanSumber, yang berada di sebelah selatan Kota Cirebon. Tiga kecamatan yang baru terbentuk pada tahun 2007 adalah Kecamatan Jamblang (Pemekaran Kecamatan Klangenan sebelah timur), Kecamatan Suranenggala (Pemekaran Kecamatan Kapetakan sebelah selatan), dan Kecamatan Greged (Pemekaran Kecamatan Beber sebelah timur).

Kabupaten Cirebon Timur
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
Losari
Ciledug
Pabedilan
Babakan
Mundu
Beber
Sedong
Susukanlebak
Lemahabang
Astanajapura
Gebang
Pasaleman
Waled
Karangwareng
Greged
Pangenan
Karang Sembung
Pabuaran
Dukupuntang
Kesultanan Cirebon
Kesultanan Cirebona dalah sebuah kesultananIslam ternama di Jawa Barat pada abad ke-15 dan 16 Masehi, dan merupakan pangkalan penting dalam jalur perdagangan dan pelayaran antar pulau. Lokasinya di pantai utarapulau Jawa yang merupakan perbatasan antara Jawa Tengah danJawa Barat, membuatnya menjadi pelabuhan dan "jembatan" antara kebudayaan Jawa danSunda sehingga tercipta suatu kebudayaan yang khas, yaitu kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi kebudayaan Jawa maupun kebudayaan Sunda.

Pendirian kesultanan ini sangat berkaitan erat dengan keberadaan Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon didirikan pada tahun 1552 oleh panglima kesultanan Demak, kemudian yang menjadi Sultan Cirebon ini wafat pada tahun 1570 dan digantikan oleh putranya yang masih sangat muda waktu itu. Berdasarkan berita dari klenteng Talang dan Semarang, tokoh utama pendiri Kesultanan Cirebon ini dianggap identik dengan tokoh pendiri Kesultanan Banten yaitu Sunan Gunung Jati.

Sejarahnya
Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja pada naskahCarita Purwaka Caruban Nagari, Cirebonpada awalnya adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang menjadi sebuah desa yang ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda: campuran), karena di sana bercampur para pendatang dari berbagai macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, dan mata pencaharian yang berbeda-beda untuk bertempat tinggal atau berdagang.
Mengingat pada awalnya sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah sebagai nelayan, maka berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai serta pembuatan terasi, petis, dan garam. Dari istilah air bekas pembuatan terasi (belendrang) dari udang rebon inilah berkembanglah sebutan cai-rebon(Bahasa Sunda:, air rebon) yang kemudian menjadi Cirebon.

Dengan dukungan pelabuhan yang ramai dan sumber daya alam dari pedalaman, Cirebon kemudian menjadi sebuah kota besar dan menjadi salah satu pelabuhan penting di pesisir utara Jawa baik dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan di kepulauan Nusantara maupun dengan bagian dunia lainnya. Selain itu, Cirebon tumbuh menjadi cikal bakal pusat penyebaran agama Islam di Jawa Barat.

Dalam Masa kolonial pemerintah Kolonial Belanda ikut campur dalam mengatur Cirebon, sehingga semakin surutlah peranan dari keraton-keraton Kesultanan Cirebon di wilayah-wilayah kekuasaannya. Puncaknya terjadi pada tahun-tahun 1906 dan 1926, dimana kekuasaan pemerintahan Kesultanan Cirebon secara resmi dihapuskan dengan disahkannya Gemeente Cheirebon (Kota Cirebon), yang mencakup luas 1.100 Hektar, dengan penduduk sekitar 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370). Tahun 1942, Kota Cirebon kembali diperluas menjadi 2.450 hektar.

Pada masa kemerdekaan, wilayah Kesultanan Cirebon menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara umum, wilayah Kesultanan Cirebon tercakup dalam Kota Cirebon dan Kabupaten Cirebon, yang secara administratif masing-masing dipimpin oleh pejabat pemerintah Indonesia yaitu walikota dan bupati.
Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Kesultanan Cirebon tidak lagi merupakan pusat dari pemerintahan dan pengembangan agama Islam. Meskipun demikian keraton-keraton yang ada tetap menjalankan perannya sebagai pusat kebudayaan masyarakat khususnya di wilayah Cirebon dan sekitarnya. Kesultanan Cirebon turut serta dalam berbagai upacara dan perayaan adat masyarakat dan telah beberapa kali ambil bagian dalam Festival Keraton Nusantara (FKN).

Umumnya, Keraton Kasepuhan sebagai istana Sultan Sepuh dianggap yang paling penting karena merupakan keraton tertua yang berdiri tahun 1529, sedangkan Keraton Kanoman sebagai istana Sultan Anom berdiri tahun 1622, dan yang terkemudian adalah Keraton Kacirebonan dan Keraton Kaprabonan.

Pada awal bulan Maret 2003, telah terjadi konflik internal di keraton Kanoman, antara Pangeran Raja Muhammad Emirudin dan Pangeran Elang Muhammad Saladin, untuk pengangkatan tahta Sultan Kanoman XII. Pelantikan kedua sultan ini diperkirakan menimbulkan perpecahan di kalangan kerabat keraton tersebut.

Asal Mulanya...
Menurut Manuskrip Purwaka Caruban Nagari, pada abad 15 di pantai Laut Jawa ada sebuah desa nelayan kecil bernama Muara Jati. Pada waktu itu sudah banyak kapal asing yang datang untuk berniaga dengan penduduk setempat. Pengurus pelabuhan adalah Ki Gedeng Alang-Alangyang ditunjuk oleh penguasaKerajaan Galuh (Pajajaran). Dan di pelabuhan ini juga terlihat aktivitas Islamsemakin berkembang. Ki Gedeng Alang-Alang memindahkan tempat pemukiman ke tempat pemukiman baru di Lemahwungkuk, 5 km arah selatan mendekati kaki bukit menuju kerajaan Galuh. Sebagai kepala pemukiman baru diangkatlah Ki Gedeng Alang-Alang dengan gelar Kuwu Cerbon.

Pada Perkembangan selanjutnya, Pangeran Walangsungsang, putra Prabu Siliwangi ditunjuk sebagai Adipati Cirebon dengan Gelar Cakrabumi. Pangeran inilah yang mendirikan Kerajaan Cirebon, diawali dengan tidak mengirimkan upeti kepada Raja Galuh. Oleh karena itu Raja Galuh mengirimkan bala tentara ke Cirebon Untuk menundukkan Adipati Cirebon, namun ternyata Adipati Cirebon terlalu kuat bagi Raja Galuh sehingga ia keluar sebagai pemenang.

Dengan demikian berdirilah kerajaan baru di Cirebon dengan Raja bergelarCakrabuana. Berdirinya kerajaan Cirebon menandai diawalinya Kerajaan Islam Cirebon dengan pelabuhan Muara Jati yang aktivitasnya berkembang sampai kawasan Asia Tenggara.

kemudian pada tanggal 7 Januari 1681 Cirebon secara politik dan ekonomi berada dalam pengawasan pihak VOC, setelah penguasa Cirebon waktu itu menanda tangani perjanjian dengan VOC.

Pada masa kolonial pemerintah Hindia Belanda, tahun 1906 Cirebon disahkan menjadi Gemeente Cheribon dengan luas 1.100 ha dan berpenduduk 20.000 jiwa (Stlb. 1906 No. 122 dan Stlb. 1926 No. 370). Kemudian pada tahun 1942, Kota Cirebon diperluas menjadi 2.450 ha dan tahun 1957 status pemerintahannya menjadi Kotapraja dengan luas 3.300 ha, setelah ditetapkan menjadi Kotamadya tahun 1965 luas wilayahnya menjadi 3.600 ha.

Pada tanggal 15 April 2011, Kota Cirebon diguncang dengan bom bunuh diri. Lokasi pengeboman berada di masjid Mapolresta Cirebon. Pada peristiwa tersebut, pelaku bom bunuh diri tewas seketika, dan terdapat beberapa orang luka parah.

Setelah berstatus Gemeente Cirebon pada tahun 1906, kota ini baru dipimpin oleh seorang Burgermeester (wali kota) pada tahun 1920 dengan wali kota pertamanya adalah J.H. Johan. Kemudian dilanjutkan oleh R.A. Scotman pada tahun 1925. Pada tahun 1926 Gemeente Cirebon ditingkatkan statusnya oleh pemerintah Hindia-Belanda menjadi stadgemeente, dengan otonomi yang lebih luas untuk mengatur pengembangan kotanya. Selanjutnya pada tahun 1928 dipilih J.M. van Oostrom Soede sebagai wali kota berikutnya.

Pada masa pendudukan tentara Jepang ditunjuk Asikin Nataatmaja sebagaiShitjo (wali kota) yang memerintah antara tahun 1942-1943. Kemudian dilanjutkan oleh Muhiran Suria sampai tahun 1949, sebelum digantikan oleh Prinata Kusuma.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, pemerintah Kota Cirebon berusaha mengubah citra Kota Cirebon yang telah terbentuk pada masa kolonial Belanda dengan simbol dan identitas kota yang baru, berbeda dari sebelumnya. di mana kota ini dikenal dengan semboyannya per aspera ad astra (dari duri onak dan lumpur menuju bintang), kemudian diganti dengan motto yang digunakan saat ini.
Kota Cirebon adalah salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat,Indonesia.
Cirebon merupakan salah satu kota yang dilewati pemudik di Jalur Pantura untuk menuju kota2  semarang, surabaya, dll, jalur ini ramai saat bulan ramadhan dan hari besar lainnya .
Kota ini berada di pesisir utara Jawa atau yang dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya.
Cirebon dikenal dengan nama Kota Udang dan Kota Wali. Selain itu kota Cirebon disebut juga sebagai Caruban Nagari (penanda gunung Ceremai) dan Grage (Negeri Gede dalam bahasa jawa cirebon berarti kerajaan yang luas). Sebagai daerah pertemuan budaya Jawa dan Sunda sejak beberapa abad silam, masyarakat Cirebon biasa menggunakan dua bahasa, bahasa Sunda dan Jawa cerbonan.

Nama Cirebon berasal dari kata Caruban, dalam Bahasa sunda yang berarti campuran (karena budaya Cirebon merupakan campuran dari budaya Sunda,Jawa, Tionghoa, dan unsur-unsur budaya Arab) atau bisa juga berasal dari kataCi yang artinya air atau sungai dan Rebon yang artinya udang dalam Bahasa Sunda (karena udang merupakan salah satu hasil perikanan Kota Cirebon).
Batas wilayah kota cirebon
Kota Cirebon terletak pada lokasi yang strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah 37,54 km2 dengan dominasi penggunaan lahan untuk perumahan (32%) dan tanah pertanian (38%).
Wilayah Kotamadya Cirebon Sebelah Utara dibatasi Sungai Kedung Pane, Sebelah Barat dibatasi Sungai Banjir Kanal, Kabupaten Cirebon, Sebelah Selatan dibatasi Sungai Kalijaga, Sebelah Timur dibatasi Laut Jawa. Sebagian besar wilayah merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-2000 dpl, sementara kemiringan lereng antara 0-40 % dimana 0-3 % merupakan daerah berkarateristik kota, 3-25 % daerah transmisi dan 25-40 % merupakan pinggiran.
Kota ini dilalui oleh beberapa sungai di antaranya Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean, dan Sungai Kalijaga.

Cuaca/Iklim di cirebon
Kota Cirebon termasuk daerah iklim tropis, Banyaknya curah hujan 1.351 mm per tahun dengan hari hujan 86 hari. Kelembaban udara berkisar antara ± 48-93% dengan kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juni-Agustus.